Minggu, 04 Oktober 2009

HASIL KEBOHONGAN SAYA MENJADI MUBALIG MADIGOLISM

Taqiyah atau berhohong menyembunyikan sesuatu yang akan mendatangkan bahaya pada diri kelompok adalah suatu kaidah wajib yang di miliki oleh setiap Madigolsm.hal itu adalah yang sangat mendasar dalam doktrin.
Dalam aliran LDII/islam jamaah taqiyah dikenal dengan bahasa “Fathonah,Bithonah Budi luhur”.apalagi saya yang pernah menjadi mubalignya.dalam dunia dakwah selama saya dalam LDII selalu berbohong kesana-kemari,dan bila berhasil membohongi/mengelabui adalah kebangganan tersendiri dan oleh imam menjanjikan wajib masuk surga dalam melindungi jamaahnya. Seperti halnya yang saya lakukan dibeberapa daerah di indonesia,tatkala LDII mengalami desentralisasi dari masyarakat dan tokoh agama,maka saya yang di perintah oleh imam untuk melakukan taqiyah melindungi imam dan jamaah yang sebelumnya imam dan jamaah LDII saya anggap pintu jalan masuk surga selamat dari neraka sesuai dengan doktrin imam Madigolism.
Seperti halnya yang saya lakukan di bebepa daerah,merasa bangga mengelabui MUI dan tokoh agama serta tokoh masyarakat yang telah mendapatkan berita bahwa LDII itu sesat. lewat buku-buku yang narasumbernya adalah mantan dedekot islam jamaah yang telah bertaubat.saya pun berargumen taqiyah melindungi dan melakukan sesuatu hal agar LDII tidak di cap sebagai aliran sesat.
Didaerah Nias-Sumatra Utara contohnya,ketika saya di perhadapakan dengan tokoh agama dari Muhammadiyah dan NU serta MUI yang meminta jawaban tentang kesesatan LDII.tokoh agama bertanya :”apakah LDII itu mengkafirkan kaum muslimin di luar kelompoknya dan memvonis neraka bagi yang tidak mengakui jamaah dan imamnya?”.sayapun menjawab :”oh..itu tidak benar,itu fitnah,kalau LDII menvonis semacam itu saya katakan LDII,Muhammadiyah,NU dan MUI,serta lainnya masuk neraka juga kalau tidak menetapi Qur’an dan Hadits!”
Mereka pun manggut-manggut dan berkomentar seolah saya berhasil membodohi mereka “berarti buku yang berjudul ALIRAN SESAT DI INDONESIA yang memuat tentang LDII adalah keliru”.untuk mematahkan prasangka mereka tentang kesesatan LDII saya pun berkata”kita tidak usah menyalahkan buku itu,yang penting saya berani bersumpah bahwa ajaran LDII tidak pernah memvonis kafir,najis dan sebangsanya pada selain kelompoknya.tapi jauh didalam hati saya menertawai tokoh agama yang terperangkap dalam jaring taqiyah saya.
Dan akhirnya mereka tidak lagi menganggap LDII sesat.bahkan kalau diantara mereka memliki buku yang serupa tidak mereka gubris seperti sedia kala.
Didaerah Jakarta Utara ketika itu saya menjadi mubalig pribadi di keluarga pak Baso Mappatunru(pak Baso adalah orang yang saya ajak masuk ke islam jamaah).kebetulan beliau dari keluarga yang mempunyai kerabat dekat dengan alim ulama yang ada di jakarta dan sulawesi.sekaligus mertuanya sendiri adalah tokoh agama dari Muhammadiyah,saya lupa nama mertuanya.tapi ceritanya begini,ketika pak haji (sapaan bapak mertua pak Baso) bertanya :”kamu dari LDII yah”LDII yang tak mau sholat di imami oleh orang non LDII?” mendengar pertanyaan sinis dari pak Haji saya pun melesat meluncurkan rudal taqiyah untuk memecahkan batu prasangka “oh..itu tidak benar pak haji’’! kalau pak Haji tidak percaya beberapa saat lagi kita akan sholat Magrib dan saya minta Pak Haji jadi imamnya”.
Setelah azan magrib saya kumandangkan,pak Haji saya tunjuk untuk jadi imam sholat,dan pak haji pun mengimami sholat.setelah sholat beliau pun bingung dan berkata”kok pak ustadz beda dengan LDII tetangga saya,mereka sama sekali tidak mau sholat berjamaah kalau yang mengimaminya itu adalah orang non LDII.
Taqiyah yang kedua pun meluncur”ohh...begini pak haji...mungkin mereka itu adalah Islam jamaah yang baru masuk ke LDII,sehingga polemiknya islam jamaah masih mereka bawa ke dalam LDII.
Dengan tambah bingung,pak haji bertanya lagi”emang islam jamaah dan LDII berbeda?”sayapun meluncurkan rudal taqiyah yang ketiga kali”oh..memang beda pak haji,islam jamaah itu adalah aliran yang dilarang oleh pemerintah,sementara LDII adalah organisasi islam yang berupaya menyadarkan anggota-anggota islam jamaah dan berupaya meramut dan mengurusi mantan-mantan islam jamaah agar mereka kembali pada ajaran islam semula.jadi sangatlah wajar bila pak Haji menjumpai orang LDII yang demikian.
Pak Haji merasa puas atas jawaban taqiyah dan memeluk saya dengan erat dan berkata Insya Allah...Insya Allah...entah apa maksudnya.padahal dari dalam lubuk saya menertawai orang tua itu dan berkata”hmmm hebat kamu Rus...bisa mengelabui orang kafir ini".
Dan masih banyak lagi peristiwa dehidran LDII yang saya tanggapi dengan taqiyah.mengingat semua itu membuat hati saya sedih dan berdosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar